Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini

2 Raja-Raja 17:22-33 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

22. Mereka mengikuti teladan Yerobeam dan tetap melakukan semua dosa yang diperbuatnya,

23. sehingga akhirnya Tuhan tidak lagi memperhatikan mereka, melainkan membuang mereka dari tanah yang diberikan-Nya kepada mereka. Itu terjadi sesuai dengan peringatan yang diberikan Tuhan kepada mereka melalui hamba-hamba-Nya, para nabi. Demikianlah orang Israel dibawa ke pembuangan di Asyur, dan di situlah mereka tinggal sampai hari ini.

24. Sebagai pengganti orang Israel yang telah diangkut ke pembuangan itu, raja Asyur menempatkan di kota-kota Samaria, orang-orang dari Babel, Kuta, Awa, Hamat, dan Sefarwaim. Orang-orang itu menduduki kota-kota itu dan menetap di situ.

25. Pada waktu mereka mula-mula tinggal di situ mereka tidak menghormati Tuhan; itu sebabnya Tuhan mendatangkan singa-singa untuk menerkam sebagian dari mereka.

26. Lalu orang memberitahukan kepada raja Asyur bahwa orang-orang yang ditempatkannya di kota-kota di Samaria tidak mengenal hukum-hukum dewa negeri itu. Itu sebabnya dewa itu mendatangkan singa untuk menerkam mereka.

27. Karena itu raja Asyur memerintahkan supaya seorang imam dari antara para tawanan yang telah dibuang ke Asyur, dikirim kembali ke Samaria. “Suruh dia pulang dan tinggal di situ supaya ia bisa mengajar orang-orang itu tentang hukum-hukum dewa negeri itu,” kata raja.

28. Maka seorang imam Israel, yang sudah diangkut dari Samaria ke Asyur, pulang dan tinggal di Betel. Di sana ia mengajar rakyat bagaimana seharusnya menyembah Tuhan.

29. Tetapi orang-orang yang tinggal di Samaria itu tetap membuat berhala-berhala mereka sendiri dan menempatkannya di dalam kuil-kuil yang didirikan oleh orang Israel yang dahulu tinggal di kota itu. Setiap golongan membuat berhalanya sendiri di kota yang mereka diami:

30. Orang Babel membuat patung Dewa Sukot-Benot, orang Kuta membuat patung Nergal, orang Hamat patung Asima,

31. orang Awa patung Nibhas dan Tartak, dan orang Sefarwaim mempersembahkan anak-anak mereka sebagai kurban bakaran kepada Dewa Adramelekh dan Anamelekh.

32. Selain menyembah dewa-dewa itu, mereka juga menyembah Tuhan. Mereka memilih dari antara mereka bermacam-macam orang untuk bertugas sebagai imam dan untuk mempersembahkan kurban di kuil-kuil berhala.

33. Jadi, mereka menyembah Tuhan, tetapi juga menyembah dewa-dewa mereka sendiri, sesuai dengan adat istiadat negeri asal mereka.